Monday, December 13, 2010

Serangan Cyber Terbesar Sepanjang Sejarah

Seluruh dunia kini sangat tergantung dengan komputer. Segala sistem kini telah terkomputerisasi, mulai dari perbankan, perdagangan, perbelanjaan, telekomunikasi, maupun informasi. Ini membuat kita di seluruh dunia sangat rentan terhadap serangan cyber.
Oleh karenanya, perang cyber yang dipicu oleh tekanan dan penangkapan terhadap pendiri situs WikiLeaks cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, para hacker pendukung WikiLeaks kemudian membidik perusahaan-perusahaan penyedia layanan keuangan seperti PayPal, Mastercard, dan Visa, sehingga transaksi keuangan dan perdagangan online melalui layanan-layanan tersebut bisa terganggu.


Berikut ini, berbagai peristiwa cyber terbesar yang tercatat oleh sejarah, yang dicatat oleh situs Discovery.
1. Serangan Worm Stuxnet (2010). 
Serangan worm Stuxnet banyak dipandang oleh para pakar sebagai salah satu serangan terbesar yang melibatkan kode program yang sangat kompleks.
Serangan worm ini memanfaatkan berbagai macam celah yang ada di sistem operasi Windows yang belum banyak diketahui, dan mengincar sistem industri yang mengendalikan berbagai perangkat mesin di instalasi pembangkt listrik maupun di pabrik-pabrik.
Reaktor nuklir Bushehr IranTak salah bila banyak yang curiga bahwa worm ini didalangi oleh pihak yang besar, bahkan disponsori oleh  negara besar, dalalam hal ini adalah negara barat. 
"Level serangan seperti ini hanya bisa dilakukan oleh pemerintahan sebuah negara, atau sebuah entitas yang didukung oleh pendanaan luar biasa," kata Paul Royal, pakar TI dari Georgia Institute of Technology.
Iran menjadi negara yang paling banyak tertular oleh worm ini, dan banyak yang curiga, pihak barat sengaja ingin melumpuhkan pembangkit nuklir Bushehr dengan worm ini.

2. Operasi Aurora (2009).
Pada 2009, sekitar 30 perusahaan besar termasuk Google dan Adobe Systems, dikabarkan benajdi korban serangan cyber yang sangat rumit. Para hacker berhasil mencuri properti intelektual dari perusahaan-perusahaan tadi dengan memanfaatkan celah keamanan pada browser Internet Explorer.
Vice President of Threat Research McAfee, Dmitri Alperovitch mengatakan bahwa ia menemukan kata 'Aurora' pada direktori file di komputer penyerang, saat melakukan pelacakan dari komputer yang telah terinfeksi. Dipercaya, hacker menamakan Aurora sebagai nama operasi ini.
Peresmian laman Google di China pada April 2006
"Pada kasus Aurora ini, mereka tidak menginginkan uang. Mereka mengincar repositori sistem proprietari  dan properti intelektual yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan serta kode sumber sistem yang merupakan hal yang terpenting dimiliki oleh perusahaan-perusahaan ini," kata Alperovitch.
Tak cuma orang-orang yang bekerja pada perusahaan multinasional yang harus berhati-hati dengan upaya intrusi ini, namun beberapa tokoh oposisi China juga diincar. Dari dokumen yang dibocorkan oleh Wikileaks, serangan ini diinstruksikan oleh seorang petinggi di pemerintahan China.

3. Sentral Komando AS (2008)
Pencurian data informasi pribadi di komputer/notebookPada 2008 Departemen Pertahanan AS, mendapat serangan. Sumbernya: sebuah USB flash drive yang tidak berwenang yang diselipkan ke salah satu laptop di sebuah markas militer AS di Timur Tengah. 
Flash disk tersebut mengandung kode berbahaya yang dikembangkan oleh intelijen asing dan menyebar melalui sistem komputer Departemen Pertahanan AS dan menyebabkan data dikirim ke server asing.
Serangan militer lainnya yang dilakukan melalui media portabel adalah peristiwa penyalinan 250 ribu data  memo diplomatik AS dan video serangan heli Apache pasukan AS terhadap sekelompok sipil oleh Prajurit Satu Bradley Manning ke dalam CD Lady Gaga dari salah satu markas militer AS di Irak. 

4. Georgia (2008) 
Pada 2008 Rusia dan Georgia terlibat konflik di Ossetia Selatan. Serangan cyber melumpuhkan beberapa situs pemerintah Georgia dan situs-situs media lokal, setelah Georgia menyerang Ossetia Selatan. Ini merupakan serangan yang mirip dengan serangan ke Estonia pada 2007. 
Serangan terhadap Georgia juga dilakukan menggunakan metoda Distributed Denial of Service. Siapapun dalang serangan ini sepertinya telah mengembangkan botnet, di mana masyarakat bisa mengunduhnya untuk membantu serangan terhadap situs-situs Georgia. 

5. Estonia (2007)
Estonia menghadapi gelombang serangan cyber yang melanda segenap infrastruktur internet negara itu, mulai dari situs-situs pemerintahan, perbankan, hingga situs-situs surat kabar lokalnya.
Serangan ini terjadi bersamaan dengan perseteruan antara Estonia dan Rusia terkait dengan rencana pemindahan makam Tallinn oleh pemerintahan Estonia. Para analis media menyebut konflik ini sebagai perang cyber pertama. Namun, pihak Rusia sendiri membantah bahwa serangan-serangan terhadap Estonia dilancarkan oleh pemerintah Rusia.

No comments:

Post a Comment