Showing posts with label Kejadian Alam. Show all posts
Showing posts with label Kejadian Alam. Show all posts

Friday, December 24, 2010

Kutub Utara dan Selatan Bumi Bergeser

Setiap kurang lebih 200 ribu tahun sekali, kedua kutub planet Bumi, utara dan selatan saling bergeser. Umumnya, pergeseran kedua kutub itu membutuhkan waktu ribuan tahun.

Scott Bogue, geolog dari Occidental College dan Jonathan Glen, peneliti dari US Geological Survey (USGS) yang mengamati lava di kawasan Nevada yang telah berusia 15 juta tahun.

Hasilnya, dari penelitian, mereka menemukan bahwa kutub planet Bumi pernah bergeser beberapa kali lipat lebih cepat dibanding kecepatan normal. Setidaknya satu kali.

“Saat lava mendingin, ia menyimpan catatan medan magnet Bumi,” kata Bogue, seperti dikutip dari Discovermagazine, 23 Desember 2010. “Setelah mengamati lava yang mengalami pendinginan selama 2 tahun berturut-turut, diketahui bahwa lava di kawasan itu bergeser 53 derajat dari timur ke arah utara dengan kecepatan 1 derajat setiap minggu,” ucapnya.

Awalnya, keduanya mengira ada kesalahan dalam penelitian mereka. Namun pengujian lebih mendetail mengonfirmasikan pola pergeseran tersebut. Bukti lain terjadinya pergeseran kutub terekam oleh lava yang ada di Oregon, yang telah diteliti di tahun 1985 lalu.

Catatan geologi dari medan magnet Bumi juga umumnya mengindikasikan bahwa medan magnet utara-selatan itu bergeser satu kali setiap sekitar 200 ribu tahun. Pergeseran terjadi secara lambat dan membutuhkan 4 ribu tahun untuk selesai.

Meski para ilmuwan belum memastikan apa yang membuat bergesernya kedua kutub, besi cair panas yang mampu menghantarkan listrik yang mengalir di perut bumi diperkirakan menjadi penyebabnya. Apalagi zat ini jugalah yang menimbulkan medan magnet yang ada di kutub Bumi.

Temuan ini diperkirakan akan memicu gelombang perdebatan baru. Sejumlah geolog berpendapat bahwa saat ini medan magnet juga sedang menjalani pergeseran.

Seperti dilaporkan Science News, medan magnet planet Bumi semakin melemah selama abad terakhir. Meski demikian, pergeseran medan magnet tersebut tidak akan terlalu banyak mempengaruhi kehidupan manusia.

Wednesday, December 22, 2010

Siklus Alam Lelehkan Gletser di Gunung

Puncak gunung es yang ada di seluruh planet Bumi tidak hanya lenyap oleh aktivitas manusia saja. Menurut geolog asal Swiss, siklus alami yang terjadi di samudera bisa mempengaruhi hingga separuh lelehnya gletser di gunung Alpine sepanjang dekade ini

Mattias Huss dan tim peneliti asal University of Fribourg melaporkan, mereka telah mengumpulkan data pengukuran terhadap daratan, foto udara, dan catatan cuaca lokal selama lebih dari 100 tahun terakhir.

Mereka kemudian menggunakan data ini untuk mengukur 30 gletser besar yang ada di Swiss dan membuat model komputer dari setiap gletser agar dapat mengidentifikasi pelelehan besar yang terjadi di tahun 1940-an dan pada beberapa dekade terakhir.

Ternyata, siklus melelehnya gletser secara signifikan terjadi bersamaan dengan kenaikan dan penurunan temperatur permukaan laut alami yang terjadi di kawasan utara samudera Atlantik. Sebagai informasi, setiap 60 tahun sekali, suhu di kawasan itu berfluktuasi sekitar 0,2 derajat Celcius.

“Meski begitu, setidaknya, separuh dari berkurangnya es di Alpine selama 150 tahun terakhir adalah karena perubahan iklim yang disebabkan manusia,” kata Huss, seperti dikutip dari Discovermagazine, 22 Desember 2010.

Untuk itu, Huss berencana untuk memperluas pemodelannya agar dapat memetakan kondisi es di dataran di masa depan. “Saat ini yang jadi pertanyaan adalah bagaimana mengaplikasikan pemodelannya ke gletser lain dan membuatnya relevan dengan skala global,” ucapnya.

Monday, December 13, 2010

Samudera Baru Akan Lahir di Afrika

Benua Afrika akan menjadi saksi lahirnya sebuah laut yang nantinya diperkirakan akan menjadi samudera baru. Kesimpulan ini diungkapkan oleh sejumlah peneliti dari Royal Society, kelompok ilmiah asal London, Inggris.

Semua diawali dari munculnya keretakan tanah di kawasan Ethiopia tahun 2005. Retakan yang mencapai panjang 60 kilometer itu semakin melebar, mencapai 8 meter dalam 10 hari. Padahal, dalam kondisi normal, dibutuhkan waktu sekitar 230 tahun agar keretakan mencapai lebar 8 meter.

Para geolog, yang melakukan penelitian di Afar, sebuah kawasan terpencil di Ethiopia menyebutkan, retakan ini nantinya akan memecah benua Afrika menjadi dua bagian. Meski begitu, peneliti memperkirakan, terbelahnya benua Afrika ini akan terjadi dalam waktu 10 juta tahun ke depan.
“Ini merupakan hal yang luar biasa,” kata Dr Tim Wright, ketua tim peneliti, yang telah mengamati retakan di Afar selama 5 tahun terakhir, seperti dikutip dari TG Daily, 12 Desember 2010. “Benua ini kini terbelah tepat di bawah kaki kita,” ucapnya.
Retakan yang muncul di kawasan Ethiopia dan terus melebar
Retakan di kawasan tersebut disebabkan oleh dorongan bebatuan lunak yang panas, yang berasal jauh dari perut bumi. Besarnya daya dorongan tersebut membuat permukaan tanah di atasnya menjadi merekah.

Yang jadi masalah, sampai saat ini, letusan bawah tanah masih terus terjadi di kawasan itu dan pada akhirnya sepotong kawasan Afrika yakni sebagian Ethopia dan Somalia akan terlepas dari benua tersebut.
Kawasan yang diperkirakan akan menjadi samudera baru
Potongan benua ini nantinya akan menjauh dan menyebabkan munculnya selat, laut, dan kemudian akan menjadi samudera.

Hujan Meteor Akan Hadir Malam Ini

Hujan meteor paling meriah sepanjang 2010 akan berlangsung malam ini. Menurut pengamatan para astronom, fenomena ini akan terjadi mulai sore hari pada 13 Desember 2010, sampai terbit fajar pada 14 Desember 2010.

Mereka yang tinggal di kawasan Amerika Utara sangat beruntung. Pasalnya, hujan meteor dibarengi dengan gerhana Bulan penuh. Gernaha ini akan membuat langit menjadi sangat gelap dan memudahkan orang untuk melihat meteor di langit.

Meski demikian, seperti dikutip dari Guardian, 13 Desember 2010, kawasan Asia dan Indonesia juga akan mengalami gerhana Bulan parsial. Meski tidak segelap jika terjadi gerhana Bulan penuh, langit akan lebih gelap dibanding biasanya.

Hujan meteor Geminids, yang sebenarnya sudah dimulai sekitar seminggu lalu, akan mencapai puncaknya sebelum pagi hari menjelang di esok hari. Pada puncaknya, pemandangan spektakuler akan terjadi. Jika langit cerah, akan muncul hingga 120 meteor per jam.

Geminids sendiri merupakan meteor yang berjalan lambat, sekitar 35 kilometer per jam dan umumnya menghasilkan cahaya terang karena jejak mereka bersinggungan dengan atmosfir bagian atas Bumi.

Ada tiga faktor yang membuat jam-jam menjelang subuh menjadi waktu yang lebih cocok untuk melihat meteor Geminids. Pertama, cahaya Bulan dapat mengganggu cahaya meteor yang redup. Alasannya karena malam ini Bulan terletak dekat dengan planet Jupiter yang cerah malam ini dan tidak akan tenggelam sampai setelah tengah malam.

Faktor kedua adalah ketinggian sinar. Saat sinar berada di titik puncak di langit, kita akan melihat lebih banyak meteor karena kita lebih mengadap ke aliran meteor Geminids saat mereka mengorbit Matahari. Ketiga, Bumi diperkirakan akan menghadapi bagian terpadat dari aliran hujan meteor menjelang besok pagi.

Thursday, November 25, 2010

NASA: Danau di Bumi Mulai Memanas

Danau-danau terbesar di Inggris diklaim mulai memanas dalam kurun 25 tahun terakhir karena perubahan iklim. Demikian klaim dari pihak NASA. Mereka juga mengaku telah melakukan penelitian baru terhadap isu lingkungan di Bumi.

Pihak NASA mengatakan bahwa ilmuwan mereka, Phillipp Schneider dan Simon Hook, dari Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California, menggunakan data satelit untuk mengukur suhu permukaan 167 danau di seluruh dunia. Demikian seperti yang dikutip dari AFP, Kamis (25/11/2010).

"Mereka melaporkan rata-rata pemanasan per dekade adalah 0,81 derajat Fahrenheit, dengan beberapa danau yang memanas sebanyak 1,8 derajat Fahrenheit per dekade," ujar pihak NASA.

Hasil penelitian tersebut terlebih dahulu sudah bisa diduga dan berkaitan dengan pemanasan global.

"Para peneliti menemukan bahwa wilayah pemanasan terbesar terjadi di Eropa Utara, sementara di wilayah tenggara Eropa pemanasan tersebut lebih rendah. Demikian juga halnya di sekitar laut Hitam, laut Kaspian, juga Kazakhstan," kata NASA. Lebih lanjut mereka menjelaskan jika tren pemanasan ini berkembang cukup cepat di timur Siberia, Mongolia dan utara China.

"Analisis kami menyediakan sebuah data independen terbaru untuk mengakses dampak perubahan iklim di seluruh dunia," ujar Schneider, pimpinan peneliti. Studi yang dilakukan Schneider dan kawan-kawan telah diterbitkan di jurnal Geophysical Research Letters.

"Hasil penelitian ini memiliki dampak ekosistem danau, yang juga bisa berdampak berubahnya suhu pada lingkungan air terkecil," tambah Schneider.

Wednesday, November 17, 2010

Foto Terbaru Gunung Merapi

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) terus memantau perkembangan letusan Gunung Merapi.

Foto terbaru NASA yang diambil melalui fasilitas Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER) pada Satelit Terra diambil Senin 15 November 2010.

Foto didominasi warna merah tua ini menunjukkan bahaya aliran priroklastik Merapi. Longsoran berupa gas panas, debu, dan batuan membara meluncur dengan cepat. Bahkan mencapai kecepatan lebih dari 150 kilometer per jam.

Aliran piroklastik ini biasanya mengikuti medan tertentu, namun bisa menyebar ke area yang lebih luas.

Gambar dari instrumen ASTER pada Satelit Terra NASA menunjukkan aliran piroklastik yang besar di sepanjang Sungau Gendol, di Selatan Merapi.

Deposit lahar mengalir ke Sungai Gendol. Sementara di utara tempat latihan golf Merapi, fitur merah menggambarkan daerah terdampak aliran piroklastik yang menyebabkan kehancuran nyaris total.

Sementara, wilayah abu-abu gelap, sebagian besar pohon tumbang dan tanah dilapisi abu dan batu.
Foto aliran piroklastik Merapi 15 November 2010

Foto lain yang diambil NASA bertanggal 10 November 2010. Foto ini menggambarkan abu tebal yang ke luar dari arah Merapi di hari itu. Foto ini diambil melalui instrumen Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) di Satelit Terra.
Foto abu tebal yang ke luar dari Merapi 10 November 2010

Pada 11 November 2010, NASA juga mengeluarkan peta konsentrasi sulfur (belerang) dioksida pada 4-8 November 2010. Ini adalah gas berwarna yang bisa membahayakan kesehatan manusia, sekaligus mendinginkan iklim di Bumi, juga memicu hujan asam.
Peta konsentrasi sulfur Merapi 11 November 2010

Wednesday, November 10, 2010

Misteri Gelembung Radiasi Bima Sakti

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru-baru ini menemukan  dua gelembung radiasi misterius  yang berada di pusat galaksi Bima Sakti. 
Adalah teleskop luar angkasa Fermi yang telah menemukan dua gelembung besar yang timbul dari pusat galaksi Bima Sakti tersebut. Teleskop menunjukkan bahwa gelembung berisi radiasi sinar Gamma dan sinar-x tersebut, membesar masing-masing hingga 25 ribu tahun cahaya ke atas dan bawah cakram galaksi.
Diperkirakan, masing-masing gelembung radiasi di tiap sisi galaksi mengandung energi sekitar 100 ribu kali ledakan supernova. "Gelembung-gelembung itu berukuran sangat besar," kata Doug Finkbeiner, pemimpin peneliti dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang menemukan gelembung itu, kepada New York Times
Hingga kini bola energi itu masih diselimuti kabut misteri. Para ilmuwan masih belum berhasil mengidentifikasinya. Salah satu kemungkinan, seperti dilansir oleh situs Wired, gelembung itu disebabkan oleh adanya lubang hitam supermasif di pusat galaksi. 
Dengan bobot yang diperkirakan lebih dari 4 juta kali massa matahari itu, lubang hitam tersebut dapat menyebabkan ledakan energi yang berbahaya bila materi yang mengelilinginya, jatuh ke dalam lubang hitam.
Ilustrasi gelembung radiasi di sekitar pusat galaksi Bima Sakti
Kemungkinan lainnya, gelembung itu disebabkan oleh ledakan bintang pada inti galaksi. Ledakan bintang semacam ini disebabkan oleh pelepasan energi oleh ledakan supernova dan angin antariksa, yang biasanya mengikuti sebuah episode dari formasi bintang. Diperkirakan ini terjadi sekitar 10 juta tahun yang lalu.
David Spergel, seorang pakar astrofisika dari Princeton, mengaku heran, karena gelembung yang besarnya nyaris menyamai galaksi Bima Sakti sendiri baru ditemukan belakangan.
"Gelembung ini menunjukkan bahwa aktivitas alam semesta ini penuh dengan kejutan," kata Kepala tim Astrofisika NASA Jon Morse.
Apapun itu, yang pasti gelembung ini ditargetkan akan dapat diselidiki lebih lanjut oleh instrumen baru, termasuk oleh pesawat luar angkasa Planck (yang diluncurkan 2009), dan teleskop sinar-x eROSITA yang bakal diluncurkan pada 2012.

Monday, November 8, 2010

Astrofisikawan: Bintang Pun Bisa Bernyanyi

Sejak lama bintang di langit telah memikat mata manusia dengan bentuk dan kerlipnya. Tapi, tahukah Anda, bintang ternyata bisa 'menyanyi'.

Ini adalah temuan para astrofisikawan dari University of Birmingham dan sejumlah ilmuwan NASA. Nyanyian bintang mereka tangkap ketika mengukur perubahan kerlip Bintang KIC 11026764 atau yang juga dikenal dengan nama  'Gemma'. Bintang ini besarnya sekitar dua kali lipat Matahari.

Para ilmuwan menemukan, bintang yang berjarak 3.100 triliun mil dari Bumi bisa bergetar seperti instrumen musik. Getaran ini disebabkan proses mirip gempa atau 'starquake' -- yang beresonansi dari permukaan ke inti bintang.

Menggunakan teknik yang disebut astroseismologi, para ilmuwan mampu mendeteksi kerlip itu dan merekonstruksi suara yang dihasilkannya.

Hasilnya, adalah dengung yang harmonis yang terdengar seperti hembusan angin tipis di atas mikrofon. Bukan sembarang nyanyian, menurut Dr Bill Chaplin, seorang asteroseismolog di Birmingham University, ini menguak informasi baru yang berharga tentang struktur internal bintang.

Getaran ini membantu para astronom mempelajari lebih lanjut ukuran, umur, dan komposisi bintang lainnnya.

"Pada dasarnya bintang beresonansi seperti halnya instrumen musik raksasa. Secara alami, bintang mengeluarkan suara, namun kita tak bisa mendengarnya, kecuali pergi ke luar angkasa mendekatinya," kata Chaplin, seperti dimuat situs Telegraph.

Mengapa bintang bisa bersuara? Dijelaskan Chaplin, ini karena bintang tak terbentuk secara solid hingga inti.

"Ini membuat bintang bergetar. Meski tak mendengar dari Bumi, kita bisa mendeteksinya secara visual dari kerlipnya. Dan merekonstruksinya menjadi suara," tambah Chaplin.

Riset terbaru ini hanya enam bulan pasca ilmuwan Sheffield University merekam getaran musik harmonis yang menakutkan dari permukaan Matahari.

Dr Chaplin bekerja dengan tim  ilmuwan internasional yang menggunakan data yang ditangkap oleh teleskop Kepler milik NASA.

Dari kerlip bintang bisa dipelajari bahwa, mirip perbandingan biola dan cello -- makin besar bintang maka makin rendah frekuensi getarannya. Ini untuk mengetahui ukuran bintang.

Sementara untuk  materi pembentuk bintang, ilmuwan berpatok pada prinsip, gelombang suara yang melalui inti helium padat akan lebih cepat daripada hidrogen.  Getaran kemudian mempengaruhi cahaya yang dilepaskan oleh bintang.

Melakukan pengukuran jenis ini, para ilmuwan berhasil mengkalkulasi bahwa Bintang Gemma berusia lebih dari 5,94 miliar tahun -- atau semiliar tahun lebih tua dari Matahari.

Gemma terus tumbuh hingga menjadi bola raksasa dan sedang memasuki masa-masa akhir hidupnya.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa Gemma memiliki inti yang terdiri sebagian besar helium yang dikelilingi oleh kulit tipis di mana berlangsung reaksi fusi hidrogen yang jadi sumber kekuatannya.

Penasaran dengan suara nyanyian Bintang? Dengarkan di sini.

Wow!!! Matahari Bisa Mengeluarkan Musik

Sang Surya, Matahari telah menjadi inspirasi ratusan lagu. Namun, ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa pusat tata surya ini membuat musiknya sendiri.

Para astronom dari Universitas Sheffield telah merekam untuk kali pertamanya harmoni musik yang dihasilkan medan magnet di atmosfer luar Matahari. Meski, musik itu terdengar menakutkan.

Para pengamat langit menemukan bahwa, putaran magnetik yang menurut hasil pengamatan, melingkar menjauh dari lapisan terluar Matahari, bervibrasi seperti senar pada alat musik. Di sisi lain, mereka juga seperti gelombang suara instrumen tiup.

Menggunakan citra satelit, dari putaran magnetik Matahari bisa mencapai panjang 60.000 mil, para ilmuwan lalu mengubah getaran itu menjadi suara-suara yang bisa didengar suara manusia.

Ketua tim riset fisika Matahari Universitas Sheffield, Profesor Robertus von Fay-Siebenbürgen mengatakan, meski aneh, akan sangat menarik bahwa kita bisa mendengar suara-suara dari Matahari -- sumber tenaga terbesar di tata surya.

"Suara yang dihasilkan Matahari bisa disebut musik, karena memiliki harmoni," kata dia, seperti dimuat laman Telegraph.

"Hal ini memberikan cara baru untuk mempelajari Matahari dan memberi kita wawasan baru tentang proses fisika yang berlangsung di dalam lapisan luar matahari -- di mana suhunya mencapai jutaan derajat."

Lapisan korona Matahari sejak lama diyakini sebagai tempat pembentukan jilatan api (solar flares) yang melemparkan partikel-partikel ke luar angkasa -- yang kemudian menciptakan fenomena cuaca luar angkasa.

Ketika aktivitas Matahari serta pembentukan jilatan api meningkat, dapat menghasilkan fenomena badai Matahari yang dapat memicu bencana di Bumi. 

Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA telah memberi peringatan bahwa, badai Matahari berpotensi terjadi pada 2013 --  yang bisa merusak alat-alat elektronik dan satelit buatan manusia.

Profesor Fay-Siebenbürgen mengatakan, mempelajari musik "matahari" akan memberikan cara baru dalam memahami dan memprediksi jilatan api matahari sebelum terjadi.

Lapisan koronal bergetar dari sisi ke sisi seperti petikan gitar oleh gelombang dari ledakan di permukaan matahari.

Para ilmuwan juga menemukan lapisan matahari  bergetar maju-mundur seperti meniru gelombang akustik dalam instrumen angin.

Profesor Fay-Siebenbürgen mengungkapkan, Universitas Sheffield telah meluncurkan sebuah proyek baru, 'Proyek Cahaya Matahari' yang bertujuan menemukan cara-cara baru untuk memanfaatkan dan memahami kekuatan matahari.

Saturday, November 6, 2010

Gunung Merapi Masih Punya Aura Mistis yang Kuat

Gunung Merapi terus menyemburkan awan panas hingga menyebabkan ratusan korban jiwa melayang. Menurut pengamatan paranormal Ki Kusumo, hal itu membuktikan bahwa Gunung Merapi sampai saat ini masih memiliki aura mistis yang kuat.

"Menurut saya, Merapi masih mempunyai energi metafisika yang luar biasa. Hal itu didukung masyarakat sekitar yang kental dengan hal-hal berbau supranatural. Jadi kejadian aneh yang timbul, bisa dikaitkan dengan fenomena alam yang akan terjadi di kemudian hari," ujarnya saat ditemui di Senayan, Jakarta, Sabtu (6/11/2010).

Paranormal yang juga produser film ini lalu mengaitkan kejadian penampakan awan menyerupai bentuk kepala Petruk di sela letusan Gunung Merapi. Menurutnya, kemunculan tokoh Punakawan itu bukan saja pertanda buruk, namun sebuah isyarat yang tak bisa dianggap remeh.

"Awan berbentuk Petruk itu pertanda yang nyata. Kita diingatkan, karena gejolak di negeri ini sudah pada kondisi yang memprihatinkan. Dibutuhkan kebersamaan dan jangan hanya menyalahkan satu elemen masyarakat atau para pemimpin saja," pesannya.

Dalam kacamata batinnya, Ki Kusumo juga meramalkan letusan Gunung Merapi masih akan terus terjadi hingga menjelang pergantian tahun. Bahkan bencana lain yang tak kalah dahsyat juga diramal akan mewarnai negeri ini. Untuk itulah dia mengajak semua orang berintrospeksi.

"Bencana ini bisa dijadikan alat introspeksi, sehingga di tahun depan bangsa Indonesia akan lebih cermat dalam menghargai alam. Kita mulai dari diri kita dan dari lingkungan di mana kita tinggal, untuk lebih menyayangi lingkungan," pungkasnya.




Sumber : http://celebrity.okezone.com/read/2010/11/06/33/390472/merapi-masih-punya-aura-mistis-yang-kuat

Monday, November 1, 2010

Awan di Atas Merapi Membentuk Gambar Petruk

Sebuah fenomena aneh muncul sebelum meletusnya Gunung Merapi pada 26 Oktober lalu. Awan di atas Gunung Merapi membentuk gambar mirip kepala Petruk, salah satu tokoh dalam dunia pewayangan.

Peristiwa aneh tersebut berhasil diabadikan Suswanto (43), warga Desa Sudimoro, Pucang Anom, Kecamatan Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, dengan kamera miliknya. Awan mirip sosok Petruk itu terlihat pada Selasa 26 Oktober sekira pukul 17.00 WIB.

Suswanto menceritakan, saat itu dirinya secara kebetulan keluar rumah dan memandang ke arah Gunung Merapi. Saat itulah dia melihat gumpalan awan mirip sosok Petruk. “Lalu saya ambil kamera dan memfotonya. Awalnya hanya iseng, tapi kemudian hasil gambarnya mengejutkan,” ujarnya di Magelang, Senin (1/11/2010).

Disebutkan, awan di atas puncak Merapi itu membentuk pola kepala Petruk dengan hidung panjang dan kuncir rambut melengkung ke atas. Sosoknya menghadap ke arah Selatan, yaitu Yogyakarta. Dari depan rumah Suswanto ke puncak Merapi sekira 13 kilometer.

Bagi masyarakat di Lereng Merapi sosok Petruk memiliki mitos dan misteri sendiri. Mereka menyakini Gunung Merapi dikuasai sosok gaib, yaitu Mbah Petruk. Sejumlah warga yang melihat hasil jepretan Suswanto menyakini bahwa gambar tersebut mirip sosok Petruk, sang penunggu Merapi.

Mereka menduga, Petruk memperlihatkan diri sebagai tanda bakal ada bencana besar di Gunung Merapi. Mbah Sihur, (54) warga Desa Gaten, Desa Ketunggeng, Srumbung, menyatakan munculnya awan berbentuk kepala Petruk menyakini sebagai peringatan bagi warga sekitar Merapi agar menyingkir. “Dengan melihat arahnya yang ke selatan sudah terbukti yang parah terkena letusan Merapi adalah Yogya,” ujarnya.

Mbah Sihur menyakini Mbah Petruk bersemayam di dalam kawah Merapi. Kepercayaan tentang Petruk tak lepas dari sejarah peralihan Hindu Majapahit ke Islam Demak. Masyarakat sekitar Merapi menyakini Petruk sebagai sosok sabdo palon lolo gendong yaitu penasihat Raja Majapahit Barawijaya V.

Di akhir masa kejayaan Majapahit dan masuknya Demak, Brawijaya V memilih berdiam di Gunung Lawu yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini dilakukan karena dia menolak masuk Islam.

Maka sabdo palon pun memilih mengikuti jajak sang raja, hanya saja dia tidak ikut ke Gunung Lawu tapi ke Gunung Merapi sebagai tampat tinggalnya. Sebagai peringatan terhadap lawan-lawan politiknya yang tengah berkuasa saat itu, dia mengangkat sumpah bahwa kelak akan menagih janji penguasa negeri tentang amanahnya menyejahterakan rakyat.

Masyarakat Lereng Merapi menyakini bahwa letusan gunung teraktif di Indonesia sejak tanggal 26 Oktober lalu merupakan peringatan bahwa penguasa negeri ini telah lalai menjalankan amanah mensejahterakan rakyat. “Jadi dia marah dan menagih janji penguasa,” tandasnya. 

Sumber : http://news.okezone.com/read/2010/11/01/340/388658/awan-di-atas-merapi-membentuk-gambar-petruk

Saturday, October 30, 2010

Tsunami Sudah Ada Sejak 8000 Tahun Lalu


Gempa berkekuatan 7,2SR yang mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin 25 Oktober 2010, menimbulkan serangan gelombang maut, tsunami. Seluruh pemukiman yang berada di pantai barat gugusan kepulauan itu diterjang tsunami sehingga menewaskan lebih dari 400 orang.

Indonesia tidak lagi asing dengan bencana itu. Pada Desember 2004, tsunami besar terjadi di Aceh. Lalu tiga bulan berikutnya terjadi di Nias. Setahun lagi, tepatnya 17 Juli 2006, tsunami juga terjadi di Pangandaran, Jawa Barat.

Rekam jejak tunami ternyata sudah terjadi sejak tahun 6.000 Sebelum Masehi. Laman media ilmiah Livescience.com mencatat daftar tsunami maha dahsyat yang pernah terjadi di bumi.
6.000 SMGugusan salju besar di Sisilia longsor dan jatuh ke laut. Longsor yang terjadi pada 8 ribu tahun lalu ini memicu bencana tsunami tersebar di Laut Mediterrania. Tidak ada catatan sejarah bencana ini. Hanya para ilmuwan geologi memperkirakan tsunami dengan kecepatan 320 kilometer per jam ini mencapai ketinggian gedung 10 lantai.

1 November 1755Setelah gempa yang menghancurkan Lisbon, Portugal, dan mengguncang sebagian besar Eropa. Orang-orang banyak yang berlindung di perahu. Namun, tsunami justru terjadi. Tak pelak bencana ini menewaskan lebih dari 60 ribu orang.

27 Agustus 1883Letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda, memicu tsunami yang menenggelamkan pesisir Sumatera, Jawa bagian utara, dan Kepulauan Seribu. Kekuatan gelombang bisa menyeret karang seberat 600 ton ke pantai. 36 ribu orang meninggal sia-sia.

15 Juni 1896Gelombang setinggi 30 meter muncul sesaat setelah terjadi gempa di Jepang. Seluruh pantai timur disapu tsunami itu. 27 ribu orang meninggal.

1 April 1946Gempa besar di Alaska menimbulkan gelombang besar di Hawaii. Bencana yang sering disebut sebagai misteri "April Fools Tsunami" itu menewaskan 159 orang.

9 Juli 1958Gempa berkekuatan 8,3 SR di Alaska menyebabkan gelombang besar hingga 576 meter di Teluk Lituya, Alaska. Ini merupakan tsunami terbesar yang tercatat di zaman modern.

Untung saja, tsunami terjadi di tempat terisolir, sehingga tidak menimbulkan banyak korban. Tsunami ini hanya menyebabkan dua nelayan meninggal dunia, karena kapalnya  karam diterjang ombak.

22 Mei 1960Gempa bumi terbesar yang pernah tercatat sebesar 8,6 SR di Chile. Gempa ini menciptakan tsunami yang menghantam Pantai Chile dalam waktu 15 menit. Gelombang tinggi terjadi hingga 25 meter. Tsunami ini menewaskan 1.500 orang di Chile dan Hawaii.

27 Maret 1964Gempa Alaska "Good Friday" berkekuatan 8,4 SR, menimbulkan gelombang 67 meter di kawasan Valdez Inlet, Alaska. Gelombang dengan kecepatan 640 kilometer per jam ini menewaskan lebih dari 120 orang. Sepuluh orang di antaranya dari Crescent City, California, yang juga mendapat kiriman ombak setinggi 6,3 meter.

23 Agustus 1976Tsunami di Filipina barat daya menewaskan 8 ribu orang. Gelombang besar ini juga dipicu gempa bumi di sekitar pantai.

17 Juli 1998Gempa dengan kekuatan 7,1 SR menghasilkan tsunami di Papua Nugini. Gelombang besa dengan cepat membunuh 2.200 orang.

26 Desember 2004Gempa maha dahsyat dengan kekuatan 9,3 SR mengguncang di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa paling besar sepanjang 40 tahun terakhir ini menimbulkan gelombang tinggi di Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Setidaknya 320 ribu orang dari delapan negara meninggal dunia. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah.

28 Maret 2005 Tiga bulan kemudian tsunami juga terjadi di Sumatera. Gempa di lepas pantai Nias yang berkekuatan 8,7 SR itu memicu tsunami besar yang menewaskan 1.300 orang di Pulau Nias, Sumatera Barat.

Letusan Gunung Paling Dahsyat di Dunia





Letusan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta pada Selasa lalu ternyata tidak seberapa bila dibandingkan dengan letusan gunung-gunung lain.

Sebuah laman yang mempublikasikan gunung-gunung berapi di dunia, famousvolcanoes.netmencatat letusan gunung terdahyat di dunia. Berikut gunung-gunungnya:

Vesuvius, ItaliaGunung VesuviusDi antara gunung api dengan letusan terdahsyat diantaranya Vesevius di Napoli, Italia. Letusan pertamanya terjadi pada tahun 79 Masehi yang mengubur kota Pompeii dan Herculaneum dengan lava panas. Letusan yang terjadi lebih dari 20 jam itu menewaskan lebih dari 3 ribu orang. 

Setelah itu, Vesuvius berkali-kali meletus. Salah satunya pada 1631 yang menewaskan 4 ribu orang. Sedangkan terakhir meletus pada      1944.

Tambora, IndonesiaFoto lawas dampak letusan Tambora di Amerika SerikatSaat Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat meletus pada April 1815, suaranya terdengar hingga Sumatera. Abu vulkaniknya jatuh hingga Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Maluku. Lebih dari 71 orang meninggal akibat letusan tersebut.

Panas yang menyembur melubangi atmosfer dan menyebabkan perubahan iklim sementara. Saat itu dikenal dengan tahun tanpa panas. Dua badai salju besar pada Juni terjadi di Kanada. Kondisi ini menyebabkan gagal panen di sejumlah benua dan memicu musibah kelaparan terburuk di awal abad ke 19. 

Krakatau, IndonesiaAnak Gunung Krakatau Gunung yang berada di Selat Sunda Provinsi Lampung ini meletus pada 1883. Suaranya terdengar hingga puluhan ribu kilometer. Kedahsyatan ledakan diperkirakan mencapai ribuan kali bom atom yang diledakkan di Hirosima dan Nagasaki, Jepang.

Tak hanya awan panas, letusan ini juga mengakibatkan tsunami besar di Sumatera dan Jawa. Lebih dari 36 ribu orang  meninggal saat itu.

St Helens Gunung ini paling terkenal akan letusannya yang terjadi pada 18 Mei 1980. Letusan tersebut merupakan letusan gunung berapi terparah baik dari segi kekuatan letusan maupun kerugian ekonomi sepanjang sejarah Amerika Serikat. 

57 orang tewas, dan puncak gunung berkurang dari 2.950 meter menjadi 2.550 m. Lokasi letusan kini menjadi kawasan Monumen Nasional Gunung Berapi Gunung St. Helens.

Mauna LoaAdalah gunung berapi teraktif di dunia. Salah satu dari lima gunung ini membentuk Pulau Hawaii, Amerika Serikat, di Samudera Pasifik. Sejak 1843, Mauna Loa telah meletus 33 kali, terakhir pada tahun 1984.

Sunday, October 24, 2010

12 Geyser Paling Indah Di Dunia

01.Beehive Geyser, Yellowstone

15f0fnr.jpg
02.Castle Geyser, Yellowstone

24wuat4.jpg
03.Great Fountain Geyser

e5odae.jpg
04.Haukadalur (Falcon Valley) in southern Iceland

2j2evkh.jpg
05.Midway Geyser Basin

qph4s2.jpg
06.New Zealand

245eolw.jpg
07.Prince of Charles Geyser, New zealand

65zfjr.jpg
08.Soda Springs, Idaho

v4xqx2.jpg
09.Sol de Mañana Geysers, Bolivia

migjy8.jpg
10.Turban Geyser

23u79dt.jpg
11.Yellowstone

2ymt9ba.jpg
12.Yellowstone – White Dome Geyser

izq543.jpg



Sumber : http://www.taukahkamu.com/2010/10/12-geyser-mengagumkan-dan-paling-indah.html

Foto Patung Liberty Disambar Petir

Seorang fotografer terkenal New York Jay Fine berupaya mengabadikan momen yang sangat langka di Battery Park City Manhattan New York saat badai petir menyambar nyambar di langit kota New York saat itu. Namun apa yang dilakukannya tidaklah sia-sia. Terjadilah sebuah momen yang sangat langka yang sangat menakjubkan untuk diabadikan yaitu kala sambaran kilat tepat menyambar patung Liberty.
Foto momen langka saat patung Liberty disambar kilat
Lebih dari 81 kali jepretan kameranya mencoba mencari momen paling bagus saat badai berlangsung, dan sebuah momen keberuntungan yang teramat langka hingga akhirnya kala kilat menyambar persis di patung liberti tersebut terabadikan dengan sangat indah.
Foto momen langka saat patung Liberty disambar kilat


Saturday, October 23, 2010

Penampakan Dewa Terekam Google Street

Fenomena aneh dan langka berhasil direkam oleh Google Street View. Layanan pencitraan digital tersebut menangkap gambar yang diklaim sebagai penampakan Tuhan.

Gambar yang berbentuk bayang-bayang tersebut nampak menggantung di udara, tepat di sebuah danau di Quarten, Swiss. Pertama kali gambar 'Tuhan' ini dipublikasikan oleh blog bertajuk Gawker. Demikian yang dilansir Sydney Morning Herald, Kamis (21/10/2010).

Meskipun gambar yang ditemukan oleh blog Gawker diklaim sebagai Tuhan, namun banyak juga yang meyakini kalau gambar tersebut adalah hasil dari beberapa jenis distorsi cahaya atau flare lensa.

"Apakah bayangan itu seperti sesuatu pada lensa kamera atau memang ada penampakan Tuhan? Bisa jadi Tuhan itu merupakan sejenis kosmik metafisik," tulis sang empunya blog.

Tidak hanya sekali ini saja, Google Street View sempat menangkap banyak gambar aneh selama beberapa tahun terakhir. Sebagian besar telah melibatkan orang-orang yang nyata melakukan sesuatu yang tidak biasa, seperti tidur di selokan, penampakan Yesus, UFO berbentuk tang besar. Yang paling mengejutkan ini adalah penemuan terbaru dari mayat yang ditangkap oleh kamera Street View di Brasil.

Pada tahun 2006 spotters Google Earth melaporkan adanya penemuan mobil terbang di Perth dan tidak lama setelah itu, sebuah lanskap buatan manusia yang tidak biasa di daerah terpencil China ditemukan. Google sendiri menolak mengomentari penampakan Tuhan di danau Swiss itu.



Sumber : http://techno.okezone.com/read/2010/10/21/55/384928/penampakan-tuhan-terekam-google-street

Friday, October 22, 2010

7 Meteorit Terbesar Yang Pernah Ditemukan Di Bumi

Meteorit adalah batu meteor yang berhasil mencapai permukaan bumi. Disebut juga meteor setelah menembus atmosfir bumi tetapi belum mencapai permukaan bumi. Merupakan asteroid kecil yang ketika memasuki atmosfir bumi, gesekan udara menyebabkan meteor menjadi panas dan menimbulkan cahaya sehingga kadang kala disebut bintang jatuh.

Ini dia koleksi meteorit terbesar yang pernah jatuh di bumi:

7. Willamette, USA. Perkiraan Berat: 15.5 ton



6. Mbosi, Tanzania. Perkiraan berat: 16 ton



5. Agpalilik, Greenland. Perkiraan berat: 20 ton




4. Bacubirito, Mexico. Perkiraan berat: 22 ton





3. Ahnighito, Cape York, Greenland. Perkiraan berat: 31 ton




2. El Chaco, Argentina. Perkiraan berat: 37 ton




1. Hoba, Namibia. Perkiraan berat: 60 ton



Sumber : http://www.taukahkamu.com/2010/10/7-koleksi-meteorit-terbesar-yang-pernah.html

Friday, October 1, 2010

Tanda Bahwa Matahari Telah Bangkit Dari Tidur Panjangnya

Inilah Sebuah Tanda Bahwa Matahari Telah Bangkit Dari Tidur Panjangnya - Selasa dan Rabu ini para pengamat langit di garis lintang tinggi bisa menyaksikan pemandangan spektakuler, cahaya utara, aurora borealis.




http://suaramedia.com/images/resized/images/stories/1berita/1_2_techno/badaimatahari_wordpress_200_200.jpg

http://suaramedia.com/images/resized/images/stories/4berita/1-8-technology/aurora_photobucket_200_200.jpg



Itu adalah sebuah tanda bahwa Matahari telah bangkit dari tidur panjangnya.


Ledakan di permukaan Sang Surya, 'tsunami Matahari', Minggu 1 Agustus lalu menyemburkan berton-ton plasma ke angkasa. Atom-atom ini mengarah ke Bumi dan berpotensi menciptakan pertunjukan cahaya yang mencengangkan.


"Ledakan ini mengarah ke Bumi dan diperkirakan sampai pada 4 Agustus 2010," kata Leon Golub dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, seperti diberitakan laman Space.


"Ini ledakan pertama yang mengarah ke Bumi dalam beberapa tahun," tambah dia.


Ledakan besar di permukaan matahari atau coronal mass ejection diamati oleh pesawat milik Badan Antariksa AS, NASA, Solar Dynamics Observatory (SDO), yang diluncurkan Februari lalu.



Satelit ini memfoto dengan jelas gambar Matahari secara periodik dan mengungkap misteri aktivitas Matahari yang suatu saat bisa membawa dampak negatif bagi Bumi.


Pemandangan aurora selalu dikaitkan dengan lokasi tertentu, Alaska dan Canada. Namun, kali ini, para pengamat langit di AS bagian utara akan bisa melihat cahaya hijau dengan bentuk korden pada Selasa dan Rabu malam


Sementara itu, Menanggapi hal tersebut, Profesor Riset Astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan, kalaupun terjadi tsunami matahari, tidak akan berdampak buruk terhadap bumi. Tsunami matahari hanya berdampak di sekitar titik ledakan.


Yang memungkinkan memberi dampak pada bumi adalah badai matahari. Itupun jika lontaran massa matahari beskala besar dan mengarah ke bumi.


Berdasar penelitian National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), yang disponsori lembaga antasariksa Amerika Serikat, NASA, badai matahari terjadi ketika muncul flare atau ledakan besar di atmosfer matahari dengan daya supertinggi.


Badai matahari bisa menyebabkan lonjatan tenaga lisrik hingga miliaran watt. Bila sampai ke bumi, pancarannya akan memengaruhi medan magnet bumi yang selanjutnya berdampak pada sistem satelit, listrik, dan frekuensi radio. Bumi terancam kehilangan daya listrik.


Badai matahari merupakan siklus biasa yang terjadi setiap 11 tahun. Namun, siklus itu diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2012-2013.


Berdasar prediksi tersebut, sejumlah badan antariksa telah berupaya menyiapkan sejumlah strategi menghadapi badai matahari. Strategi untuk mengantisipasi hilangnya daya listrik, satelit, dan frekuensi radio yang menopang kehidupan masyarakat modern masa kini.


Badai matahari pernah melanda bumi pada 1 September 1859. Namun, kala itu tak terlalu berdampak karena kehidupan di masa itu belum ditopang listrik.


Ancaman badai matahari yang berpotensi menghantam bumi pada 2012 inilah yang sempat menguatkan mitos mengenai akhir dunia atau kiamat pada 2010. Sebuah mitos yang tak cukup bukti ilmiah untuk dipercaya.
( suaramedia.com )

Sumber : http://beritatekhnologi.blogspot.com/2010/09/inilah-sebuah-tanda-bahwa-matahari.html